selamat datang di istye kom-kom blog's

Sabtu, 14 Januari 2012

Beberapa Teknik dalam fotografi

Teknis Fotografi & Fungsinya

Fotografi bukan segalanya tentang kamera. Dikatakan bahwa fotografi adalah seni bermain dengan cahaya. Tanpa adanya cahaya, maka mustahil fotografi itu ada. Menghasilkan sebuah gambar yang bagus, harus memiliki visi yang kuat dalam hal ‘melihat’. Memperhatikan cahaya, komposisi dan momen adalah hal-hal yang penting untuk diperhatikan dalam membuat foto yang dapat dikategorikan ‘bagus’.

Namun, sepertinya mustahil dapat menghasilkan foto seperti itu jika tidak mengenal dan memahami dari masing-masing teknis fotografi dasar. Fotografi memang bukan segalanya tentang kamera, namun kamera adalah alat untuk menyalurkan visi kita itu. Maka, sekiranya perlu mengenal dan memahami bagaimana kamera bekerja.

Tugas utama dari kamera adalah mengatur intensitas cahaya yang masuk dan pada akhirnya mengenai film/sensor (selanjutnya saya sebut medium). Apabila, kamera mengizinkan terlalu banyak cahaya yang masuk maka medium akan terbakar (overexposed). Dan sebaliknya. Bagaimana agar cahaya yang masuk itu tidak berlebih dan tidak kurang, atau dengan kata lain ‘pas’. Berikut saya jabarkan satu-satu.


Aperture

Atau yang sering juga disebut dengan difragma atau bukaan lensa adalah berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka. Fungsi ini lebih tepatnya terletak pada lensa. Logikanya, semakin besar bukaannya, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Seperti sebuah kran air. Semakin besar kita buka keran tersebut maka akan semakin banyak air yang akan keluar.

Penulisan Aperture yang benar adalah f/x. Sehingga apabila dikatakan nilai Aperture-nya adalah 5.6, maka penulisan yang benar adalah f/5.6. Jadi jangan bingung apabila ada yang bilang bahwa bukaan lensa 2.8 lebih besar dari bukaan lensa 5.6. Karena kalau secara penulisan matematisnya memang benar khan? (f/2.8>f/5.6) Tapi kebanyakan kita malas untuk bilang f/2.8 atau f/5.6, karena kita orangnya simpel sih… Very Happy


Efek Samping dari Aperture

Seperti obat batuk yang memiliki efek samping, begitu juga dengan aperture. Efek sampingnya adalah semakin besar bukaan lensa, maka akan semakin kecil daerah fokusnya. Dan sebaliknya. Daerah fokus inilah yang biasa dikenal dengan DOF (Depth of Field). Untuk lebih jelasnya, lihat foto berikut ini:




foto Efek Samping dari Aperture f/3.5, 1/125 detik @ 50mm ISO 100
f/3.5, 1/125 detik @ 50mm ISO 100



Seperti contoh gambar diatas, terlihat bahwa daerah focus hanya pada putik bunganya saja. Sedangkan bagian mahkotanya sudah out of focus (blur). Tapi, coba lihat pengambilan dengan bukaan kecil ini.





foto Efek Samping dari Aperture f/11, 1/200 detik @ 17mm ISO 200
f/11, 1/200 detik @ 17mm ISO 200



Pada contoh diatas hampir keseluruhan gambar terlihat tajam (kecuali objek yang memang jauh).


Shutter Speed

Atau yang biasa disebut juga dengan speed atau kecepatan rana bertugas untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk. Seperti teori keran, apabila kita membuka keran terlalu lama, maka wadah penampung air tadi akan kelebihan sehingga akan meleber keluar. Kalau dalam kasus fotografi, medium akan terbakar.

Penulisan shutter speed yang benar adalah 1/x. Sehingga apabila dikatakan bahwa sebuah foto menggunkanan speed 60, maka penulisannya yang benar adalah 1/60 detik. Jadi jangan bingung kalau dikatakan bahwa speed 60 lebih cepat dibandingkan 30. karena secara penulisan matematis memang begitu khan?


Efek Samping dari Shutter Speed

Seperti berpacaran yang memiliki efek samping, seperti sulit melirik wanita/pria lain, begitu juga dengan shutter speed. Semakin cepat shutter speed, maka akan gambar akan semakin terlihat diam (freeze). Dan sebaliknya, apabila speed terlalu lamban gambar akan terlihat blur dikarenakan gerakan yang terlalu cepat, sehingga objek terlihat bergerak sangat cepat. Lebih jelasnya, silahkan lihat foto berikut sebagai ilustrasi:




foto Efek Samping dari Aperture <br />
1/320 detik, f/5.6 @ 17mm ISO 100
1/320 detik, f/5.6 @ 17mm ISO 100



Kuda sedang berlari (gak mungkin sedang nari khan?) terlihat diam dengan menggunakan shutter speed yang cepat. .





foto Efek Samping dari Aperture <br />
1/15 detik, f/11 @ 17mm ISO 400
1/15 detik, f/11 @ 17mm ISO 400



orang yang sedang duduk terlihat tajam, sedangkan kendaraan dibelakangnya yang bergerak terlihat blur.


ISO atau ASA

Adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin tinggi nilainya, maka akan semakin tingkat sensitifitasnya. Artinya, apabila kita merubah nilai ISO atau ASA ini menjadi lebih tinggi, sedangkan aperture dan speednya tidak diubah, maka medium akan menerima cahaya lebih banyak. Dan sebaliknya.


Efek Samping ISO atau ASA

ISO adalah tingkat sensitifitas sensor (medium), sedangkan ASA adalah tingkat sensitifitas film (medium), jadi perbedaannya hanya dimediumnya saja. Tapi logikanya sama. Kecuali efek sampingnya. Dimana apabila menggunakan film ASA tinggi, maka gambar akan terlihat grainy (berbentuk titik kecil namun banyak). Sedangkan penggunaan ISO tinggi akan menghasilkan noise (seperti bentuk cacing namun banyak). Sedikit aja udah geli apalagi banyak =)

Yang penting adalah kita mengenal kamera serta fungsi-fungsinya sebagai alat yang menyalurkan visi kita dalam menghasilkan sebuah gambar. Jadi, semua fungsi memiliki efek samping, tapi bukan berarti ini jelek. Namun, kita harus bisa menggunakannya dengan bijak. Pertanyaannya adalah, efek apa yang ingin dihasilkan supaya memperkuat pesan yang ingin disampaikan? Kalau mau lebih kuat lagi sampeiin aja sendiri… :p

Selasa, 03 Januari 2012

CANON EOS 1000D


Canon EOS 1000D merupakan jenis kamera SLR dengan kemampuan yang sangat baik. Kamera ini di banderol dengan harga sekitar 4 jutaan. Tak ayal kamera ini merupakan kamera dengan kasta terendah di keluarga canon. Meskipun harganya yang dinilai murah namun jangan anggap enteng mainan canon ini. Kelebihan kamera ini ialah antara lain:

  • Memiliki daya jernih gambar hingga 10.1 megapixel.
  • Digic III.
  • Memiliki LiveView mode.
  • Memiliki Self Cleaning automatic.
  • Titik point pengambilan gambar nya hingga 7 point.
  • Mampu menghasilkan 3 gambar/detik.
  • LCD 2"5.
  • 0.1sec startup time.
  • Battery pack LP - E5
  • Connect via USB.
  • Print share.
  • PictBridge.
  • Exit print.
  • DPOF.
  • SD HC.
Kamera ini memiliki kelebihan dibanding kamera canon seri 450D. Mesin dari kamera ini merupakan seri upgrade terbaru dari pabrikan canon. Oleh karena bodynya yang kecil maka kamera ini terkesan ringan dan tidak terlalu berat. Namun jangan merasa risih dengan body nya yang kecil, hal ini karena bisa diakali dengan menggunakan Battery Grip yang mana nantinya akan membuat penampilan kamera ini menjadi lebih besar. Dalam pembelian kamera ini nantinya akan disertakan dengan lensa kit(EF-S 18-55mm f/3.5-5.6 IS). Banyak orang yang menganggap enteng lensa ini. Namun jangan salah karena lensa ini sesungguhnya memiliki banyak kelebihan. Karena bukaan lensa ini hanya berkisar 18-55mm maka lensa ini lebih cocok apabila digunakan untuk foto objek tunggal dan juga untuk foto panorama. Beberapa kelebihan lensa ini ialah sebagai berikut:
  • Memiliki bukaan dari 18mm hingga 55mm.
  • Sudah memiliki IS(Image Stabilizer).
  • Terbuat dari bahan berkwalitas tinggi.
  • Pengambilan akan lebih terasa bagus apabila dari sudut lebar.
  • Mampu menghasilkan efek blur yang mengagumkan.
Berikut akan gw kasih liat beberapa gambar terkait kamera ini:








Kamera ini persis seperti yang gw punya. Gw sudah 5 bulan menggunakan kamera ini. Selama gw dapat kamera ini untungnya gw belum pernah mendapat gangguan yang berarti dari kamera ini. Karena lensa nya sudah IS maka hasil jepretan yang akan didapat tidak akan shake. Blitz bawaan dari kamera ini cukup memuaskan.Bagi kalian yang sudah mendapatkan kamera jenis ini maka jangan pernah merasa minder dengan kamera level diatasnya. Karena kamera ini akan memberi jaminan kwalitas yang sangat memuaskan.Selamat menikmati kamera ini. Salam Jepret!!